Enam orang yang diutus untuk hidup di planet merah adalah tiga orang warga negara Rusia, seorang warga Italia-Kolombia, seorang warga Perancis, dan seorang warga Cina. Mereka nantinya akan dibagi menjadi dua kelompok. Tiga orang di kelompok pertama akan meneliti permukaan Mars, sementara tiga orang lainnya yang ada di kelompok kedua akan mengamati benda-benda luar angkasa yang ada di sekitar Mars.
Program Mars 500 ini membutuhkan waktu sekitar 250 hari perjalanan dari Bumi ke Mars. Adapun operasi di permukaan Mars hanya 30 hari ditambah perjalanan kembali ke Bumi. Menurut astronot dari Rusia, Sukhrob Kamolov, terdapat kendala bahasa di antara mereka karena belum dapat memahami logat masing-masing ketika berbicara dalam bahasa Inggris. Namun, Kamalov mengatakan, kendala itu akan diatasi dengan menggunakan bahasa isyarat agar dapat dimengerti satu sama lain. “Kami akan menggunakan bahasa tubuh,” kata Kamolov.
Para astronot ini tidak menyembunyikan kebahagiaan untuk dapat segera sampai di sana. Astronot dari Cina, Wang Yue, mengatakan perjalanan ini menjadi sejarah dalam kehidupan manusia. “Eksplorasi luar angkasa adalah kerja yang sulit dan berat,” katanya. “Ini membutuhkan kerja sama dunia internasional.” Pernyataan Yue tak lepas dari ambisi pemerintah Cina untuk mengambil bagian dalam penelitian luar angkasa dengan mengirimkan tim sendiri ke Mars suatu saat nanti. Astronot dari Perancis, Romain Charles mengatakan sangat bangga dapat mengikuti misi ini. “Saya berharap cucu saya nanti juga dapat pergi ke Mars dan saya akan mengatakan padanya, “Saya juga dulu pernah ke Mars”.”
Padahal, kisah Yang dalam bukunya, daftar menu mereka “biasa” saja, antara lain ayam dan ikan. Satu-satunya yang istimewa adalah daging anjing yang diperoleh khusus dari kota Huajiang, Provinsi Guangdong. Anjing asal kota itu, kata Yang, terkenal dengan nutrisinya. “Memakan daging anjing membuat kami kuat melintasi orbit.” Memang, daging anjing merupakan konsumsi umum di wilayah utara China, yang dipercaya berguna untuk menghangatkan tubuh saat musim dingin. Menu yang sama juga digunakan tahun lalu, saat astronaut China melakukan misi berjalan di pesawat luar angkasa untuk pertama kalinya bagi negara itu.
Proyek stasiun angkasa itu senilai 100 miliar dolar AS yang melibatkan 16 bangsa. Stasiun itu dibangun 220 mil di luar angkasa selama lebih dari satu dekade. Sebelum daur ulang itu dimulai November 2008, NASA telah sukses terlebih dahulu mengujinya. “Orang-orang memilki pengetahuan luas akan kandungan air seni, tetapi ilmu kimia mengubahnya sebagai karya yang terkadang profesor sendiri tidak selalu mengerti. Ada banyak parameter dalam kandungan kalsium di air kencing dan pH (kadar asam),” kata ilmuwan Julie Robinson. Sementara itu, para insinyur pusat penerbangan angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, berharap perbaikan pesawat ulang alik Endeavour tepat waktu sesuai jadwal peluncuran pada 7 Februari 2010 guna mengemban misi pembangunan stasiun angkasa
Akibat macetnya toilet utama, astronot berebutan untuk menggunakan toilet cadangan di bagian Rusia di stasiun antariksa itu dan di pesawat ulang-alik Endeavour, yang datang berkunjung. “Pasang tanda `tak bisa dipakai` di WHC (kompartemen kesehatan dan buangan),” kata Pemantau Misi Hal Getselman, dilakukan setelah upaya tanpa hasil untuk melakukan perbaikan, sebagaimana dilaporkan kantor berita Inggris, Reuters.
Kamar kecil tersebut, yang dihubungkan dengan sistem daur-ulang air limbah di stasiun itu, telah menjadi kamar mandi utama semua awak. NASA membatasi penggunaan toilet pesawat ulang-alik karena itu dapat menimbun air limbah di dalam pesawat, seperti yang terjadi selama penerbangan. Sampah air limbah dapat mencemarkan peron yang baru dipasang di stasiun tersebut bagi percobaan ilmiah.
Instalasi mirip serambi tersebut dipasang di luar laboratorium Jepang, Kibo, di stasiun itu selama astronot melakukan jalan di udara, Sabtu. “Untuk saat ini, jika semua (anggota awak pesawat ulang-alik) menggunakan toilet pesawat, itu akan menjadi masalah,” kata Direktur Penerbangan Brian Smith. Jika toilet tersebut tak dapat diperbaiki dalam waktu enam hari, itu dapat menjadi masalah yang lebih serius, tambah Smith. “Kami belum tahu besarnya masalah,” katanya.
Busa tangki bahan bakar
Belum ada percobaan di atas peron baru tersebut. Semua itu akan dilakukan belakangan selama keberadaan Endeavour, yang direncanakan selama 11 hari. Anggota awak pada Ahad memindahkan satu pallet suku-cadang ke stasiun tersebut, dengan menggunakan lengan robot di pesawat ulang-alik dan stasiun itu. NASA juga memiliki rencana pada Ahad untuk menguji busa di tangki bahan bakar luar yang diperuntukkan bagi peluncuran pesawat ulang-alik Discovery bulan Agustus ke stasiun antariksa itu. NASA memiliki tujuh misi setelah misi Endeavour guna menuntaskan pembuatan pos terdepan orbit dengan nilai 100 miliar dolar AS dan memensiunkan armada ulang-alik tersebut. Tangki Endeavour menyimpan sangat banyak busa penyekat dengan cara yang tak pernah terlihat selama peluncuran pesawat ulang-alik sebelumnya.
NASA merancang-ulang tangki itu dan melakukan pemeriksaan setelah kehilangan pesawat ulang-alik Columbia pada 2003 akibat dampak puing buih selama peluncuran. Kerusakan yang timbul pada penahan panas mengakibatkan pesawat ulang-alik tersebut pecah berantakan saat kembali memasuki atmosfir untuk mendarat. Semua tujuh astronot di dalamnya tewas dalam kecelakaan tersebut.
Manajer program pesawat ulang-alik John Shanno mengatakan kepada Reuters potongan busa yang hilang dari tangki Endeavour sedikit dibandingkan dengan sebanyak 1 kilogram yang menubruk sayap Columbia. Tangki Endeavour juga diduga telah melepaskan kebanyakan puingnya belakangan selama naik, ketika kekuatan aerodinamika terlalu lemah untuk menghempaskan buih itu ke dalam pesawat dan mengakibatkan kerusakan.”Kelihatannya buih ini, dan caranya keluar, takkan menjadi masalah. Kamis masih melakukan pemasangan ulang,” kata Shanno dalam satu surat elektronik. Sebelum Discovery diizinkan diluncurkan, NASA perlu memastikan lembaga tersebut memahami mengapa tangki Endeavour mengucurkan buih dan yakin bahwa peristiwa serupa takkan terjadi lebih cepat selama pesawat tersebut naik dan tak menimbulkan bahaya
Kesehatan Astronot
Timotius (TJ) Creamer, awak Stasiun Luar Angkasa Internasional, telah bekerja dengan pengendali penerbangan untuk membangun akses internet dari pos orbit sejak peluncuran pada bulan lalu. Tidak sia-sia, pada Jumat (22/1), usaha tersebut terbayar. Ia berhasil mengirim posting pertama lewat Twitter dari luar angkasa. “Halo Twitterverse! Kami kini langsung tweeting dari International Space Station. Pertama kalinya tweet dari angkasa! ,” tulis Creamer. Selain dia, ikut juga kosmonaut Rusia Oleg Kotov dan astronaut Jepang Soichi Noguchi Sebelumnya, astronaut harus mengirim status terbaru seperti Twitter melalui e-mail ke pengontrol misi di Houston. Kemudian pengontrol mem-posting-nya di tweets. Awak Stasiun Luar Angkasa Internasional sekarang dapat menggunakan laptop untuk mencapai komputer di pengontrol misi sehingga bisa menjelajah Web. Akses internet jarak jauh ini mungkin terjadi jika ada hubungan komunikasi berkecepatan tinggi.
Peristiwa itu diharapkan mampu memberikan dorongan moral yang besar. “Mereka berkomitmen untuk menghabiskan berbulan-bulan untuk jauh dari keluarga dan teman-teman. Ini keadaan unik dari isolasi,” kata juru bicara NASA Kelly Humphries. “Kami berharap hal itu dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas,” ujarnya. Namun, itu bukan berarti astronaut akan bisa bebas berinternet. Mereka akan tetap tunduk pada pedoman akses internet yang sama seperti pegawai pemerintah lainnya, yaitu tidak mengganggu pekerjaan. “Itu tergantung individu,” kata Humphries sambil tertawa kecil. “Jadi, mereka akan mengerjakan pekerjaan mereka terlebih dahulu,” ujarnya.
Akses internet pribadi yang disebut Crew Support LAN ini memfasilitasi komunikasi dari dan ke stasiun sehingga para astronot dapat browsing dan menggunakan internet. Sistem ini pada dasarnya secara langsung memberikan komunikasi pribadi bagi mereka. Sebelumnya pun sejak periode dimana stasiun secara aktif berkomunikasi dengan bumi menggunakan komunikasi Ku-band berkecepatan tinggi, para astronot dapat memiliki akses jarak jauh ke internet melalui komputer. Para astronot tersebut menggunakan notebook dan berinteraksi menggunakan keyboard touchpad mereka.
Sebelum mengirimkan pesan pada Twitter, astronot terlebih dahulu harus mengirimkan email ke bumi dimana terdapat dukungan akses pribadi mereka ke akun Twitter masing-masing. Tentu saja hal ini akan sangat menarik, karena dengan pemanfaataan teknologi secara tepat, kita bisa saling berkomunikasi sekalipun sedang berada di ruang angkasa.
Virus Komputer
Ternyata virus komputer tak hanya ditemui di bumi tapi sudah melanglang ke luar angkasa. Badan antariksa Amerika NASA baru saja mengkonfirmasikan bahwa virus komputer sudah merasuki sejumlah komputer di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Virus jenis ‘worm’ itu ditemukan pada beberapa komputer laptop yang digunakan para astronaut untuk mengirim dan menerima email dari ISS dengan merelay lewat pusat pengendali misi luar angkasa di Texas, kata juru bicara NASA Kelly Humphries.
Virus itu dilaporkan sebagai malicious software yang dapat mencuri password atau data sensitif lainnya dengan mengirimkan informasi yang didapat itu kepada para hacker via Internet. Komputer-komputer laptop yang terserang virus itu sebenarnya tidak terhubung ke sistem pusat pengendali misi luar angkasa NASA atau Internet. “Para kru tengah bekerjasama dengan tim di bumi untuk membasmi virus itu dan menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi kejadian seperti ini di masa mendatang,” kata Humphries.
Ia menegaskan bahwa virus itu belum mengganggu operasional di ISS. ISS mengorbit bumi sekali setiap 90 menit di ketinggian sekitar 350 kilometer (217 mil). NASA saat ini masih menyelidiki bagaimana virus itu masuk ke computer apakah bersembunyi di memory drive yang digunakan untuk menyimpan musik, video atau file digital lainnya. Menurut Humphries, ini bukan kejadian pertama kalinya virus komputer ikut parkir di ISS
Penelitian bukanlah satu-satunya misi Sheikh Muszafhar di luar angkasa. Ia juga membawa misi relijius yang sangat penting. Ia ingin melaksanakan shalat di luar angkasa, sekaligus mengabarkan kepada dunia bahwa shalat adalah ibadah yang sangat agung. Ibadah yang tidak boleh ditinggalkan kapan dan di mana saja, termasuk ketika berada di luar angkasa.
Bersama tiga astronot lainnya, ia mengangkasa selama 12 hari. Waktu itu umat Islam di bumi sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagai orang Islam, Sheikh tetap menjalankan ibadah itu meski berada ribuan mil dari bumi. Dan ia mengaku, berpuasa di langit jauh lebih nyaman dan khusyuk. Selain karena tidak merasa haus, lapar, atau lelah, ia juga bisa melihat beragam tanda-tanda kekuasaan Allah.
Di angkasa, Sheikh menjalankan sejumlah eksperimen yang diamanahkan kepadanya. Di atas sana, ia menjalankan fungsinya sebagai dokter dengan penelitian-penelitian biologis dan kimiawinya. Menurut Sheikh, 12 hari ternyata tidak cukup panjang untuk menjalankan semua eksperimennya.
Sheikh tidak bisa menyembunyikan rasa puas dari perjalanannya ini. Bukan saja karena ia berhasil melakukan penelitian, sebagaimana yang ia rencanakan. Di luar angkasa ia bisa menjumpai banyak sekali tanda kekuasaan Allah. Yang tak mungkin terlupakan, ketika ia mendengar suara adzan di sana.
Jadi bagi Dr. Sheikh Muszaphar Shukor, ibadah puasa yang sedang dijalaninya di bumi saat ini dan lebaran nantinya tetap akan dilaksanakan walaupun dirinya berada di luar angkasa. Uniknya, penentuan waktu Sholat, arah kiblat, imsak dan berbuka selama berada disana tidak sama dengan dibumi. Karena Stasiun antariksa mengelilingi Bumi sebanyak 16 kali dalam 24 jam! Dan itu berarti Ia akan menemui 16 kali matahari terbit dan terbenam, yang sama halnya 16 kali bertemu waktu imsak dan berbuka dalam sehari (waktu dibumi) Dan waktu sholatnya pun bisa berlipat hingga 80 kali dalam sehari.
Kalau begitu puasanya cuma 1,5 jam.
Sejak pertama Neil Amstrong menjejaki bulan, sampai saat ini ekspedisi yang dilakukan di bulan masih saja terus berlangsung. Mengamati setiap tanda-tanda kehidupan dan masih banyak hal yang belum terjawab dari berbagai pertanyaan di benak para ilmuan, membuat para astronot pun terus-menerus menjelajahi luar angkasa demi menemukan jawaban dan jawaban tersebut.
Sayangnya manusia tentu saja punya keterbatasan dimana kehidupan manusia normal di bumi masih butuh makan, udara dan lain sebagainya. Begitu juga dengan yang dialami astronot, punya keterbatasan yang menyebabkan tak selamanya para astronot tersebut bisa berada berlama-lama di luar angkasa tanpa kembali. Solusi yang bisa diberikan adalah dengan bantuan robot, namun ini masih saja terus menjadi eksperimen dimana pembuatannya pun tentu tak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama pula. Salah satu yang kini sedang bereksperimen dengan robot untuk bisa menjelajahi bulan adalah perusahaan ternama Toyota yang mana telah sempat mempresentasikan proyeknya dengan judul ‘Realization of Moon Exploration Using Advanced Robots by 2020′.
Rencana penggunaan robot ini memang diusahakan dengan perencanaan cukup matang dan jauh-jauh hari sekali karena selain membutuhkan dana yang cukup besar tentu perlu perhitungan dan rancangan benar-benar detail. Rencananya robot partner Toyota ini dirancang untuk dapat memasang sendiri pengisi dayanya, melakukan lompatan mekanis dan melakukan serangkaian kegiatan ekplorasi seperti halnya yang dilakukan oleh para astronot. Robot ini juga didesain cukup kuat untuk dapat cocok dengan suhu bulan sehingga tidak rusak ketika melakukan aktivitasnya di bulan. Tentu ini akan menjadi eksperimen panjang dan cukup mendalam nantinya. Tapi semoga saja proyek robot ini bisa berhasil sehingga ilmu astronomi di dunia bisa bertambah dan lebih berguna nantinya.
Bekerja sebagai astronot di ruang angkasa tidaklah mudah. Lingkungan yang jauh berbeda kadang menyulitkan mereka untuk bisa beradaptasi. Mungkin akan sangat membantu sekali kalau para astronot memiliki asisten yang dapat bekerja keras tapi asisten selain dari manusia yaitu robot. Rabonout Dari NASA
Para ahli di badan antariksa Amerika, kini tengah bekerjasama dengan para ilmuwan dari General Motors, mengumumkan pengembangan Robonauts, robot penolong yang sangat cocok membantu para astronot yang bekerja di stasiun luar angkasa. Prototipe robot baru ini cocok untuk berbagai tugas berat, yang masih sulit untuk dilakukan oleh manusia. Robot ini dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dan rumit di ruang angkasa, seperti memperbaiki teleskop, atau membuat perbaikan di International Space Station (ISS). Mesin-mesin itu dirancang khusus sehingga mereka dapat melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan dan kekuatan.Robonaut 2 adalah versi baru dan lebih baik dari generasi pertamanya. Robot ini dikembangkan oleh NASA dan US Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) lebih dari satu dekade yang lalu. Tapi versi terbaru jauh lebih kuat, lebih tepat, dan jauh lebih terampil daripada model sebelumnya. Ron Diftler mengungkapkan bahwa insinyur dari Houston, Texas-based Oceaneering Space Systems juga terlibat dalam pekerjaan ini.Salah satu hal yang benar-benar menonjol mengenai mesin-mesin baru adalah kenyataan bahwa mereka memiliki empat sendi ibu jari, prototipe yang dulu cuma memiliki tiga jari saja, yang berarti bahwa prototipe baru dapat lebih terampil dan tepat dalam bekerja. “Ibu jari jelas berperan penting, membuat kita menjadi spesies dominan di planet ini. Selain itu lebih fleksibel jika menggunakan sarung tangan di ruang angkasa.” kata ilmuwan NASA. Selain itu, juga dapat mengangkat beban yang melebihi dari 10 kilogram serta bergerak pada kecepatan 4,5 mil per jam.“Kami memasukkan lebih banyak sensor baik pada lengan dan jaringannya, sehingga jika terjadi kontak dengan astronot secara tak terduga, bisa dihentikan pada saat yang sama,” kata Diftler. Dia menambahkan bahwa hal ini dilakukan dalam rangka untuk membuat robot aman untuk interaksi dengan manusia. Mesin itu juga dilapisi kain lembut, yang tujuan utamanya adalah untuk bantalan dan untuk mencegah rusaknya kostum ruang angkasa. Beberapa misi utama yang R2 akan perlu lakukan adalah untuk dapat mengubah selimut termal pada objek di ruang angkasa dan juga membawa alat-alat di sekitarnya. Pada titik ini, tugas-tugas ini sangat rumit untuk dilakukan para astronot serta menghabiskan waktu yang cukup lama.
Robot Astronot Jepang
Sebagai negara yang menyanjung tinggi budaya, Jepang juga dikenal sebagai negara yang mengedepankan teknologi robotnya. Nah, Anda masih ingat mungkin beberapa tahun lalu, tahun 2006, dimana negara tirai bambu tersebut pernah mengatakan untuk menempatkan robot-robotnya di bulan.
Sepertinya hal itu masih menjadi keinginan besar untuk diwujudkan. Suatu badan bernama Strategic Headquarters for Space Development di Jepang, mengatakan bahwa mereka berharap akan dapat membuat robot berbentuk manusia (memiliki dua kaki) melintasi permukaan satelit di tahun 2020. Tentunya ini diharapkan dapat membantu kinerja para astronot nantinya.
Ballpoint Khusus DuiLuar Angkasa
Space (juga dikenal sebagai Zero Gravity Pen), dipasarkan oleh Fisher Space Pen Company, merupakan sebuah pena yang menggunakan tinta kartrid bertekanan dan diklaim untuk menulis di gravitasi nol, terbalik, dalam air, di atas kertas basah dan berminyak, pada setiap sudut, dan di rentang suhu ekstrim.
The Fisher Space Pen diciptakan oleh pengusaha Amerika dan pena produsen Paul C. Fisher dan diproduksi di Boulder City, Nevada, Amerika Serikat. Paul C. Fisher pertama dipatenkan AG7 “anti gravitasi” pena pada tahun 1965.
Model :
Ada dua bentuk dari pena: AG7 “Astronaut Pen”, sebuah pena ditarik panjang dan tipis berbentuk seperti ballpoint biasa, dan pena “Bullet” yang non-retractable, lebih pendek dari ballpoints standar saat ditutup, tapi fullsize ketika tutup yang diposting di bagian belakang untuk menulis.
Beberapa model Fisher Space Pena (Salah satunya adalah the “Millennium”) yang diklaim dapat menulis untuk seumur hidup atau sepanjang 30,7 mil (sekitar 48,15 kilometer).Hari ini i-dus.com bertemakan tentang” Pen khusus buat NULIS di LUAR ANGKASA!!.
Bullet Pen
Standard Pen
Isi ulang standar Space Pen juga dapat digunakan dalam semua pena seperti Pen Parker ballpoint, dengan menggunakan adaptor plastik kecil yang disertakan dengan setiap isi ulang. Fisher juga membuat isi ulang Space Pen-tipe yang sesuai pena Cross, salah satu yang sesuai dengan gaya tahun 1950-pena PaperMate (atau pena yang menggunakan jenis isi ulang), dan “universal” isi ulang yang sesuai dengan beberapa pena bolpoin lainnya.
Teknologi :
Terbuat dari tungsten carbide dan tepat dipasang untuk mencegah kebocoran. Sebuah float geser memisahkan tinta dari gas bertekanan. Tinta thixotropic dalam kedap udara dan bertekanan reservoir diklaim menulis untuk tiga kali lebih lama dari bolpoin standar. Pena bisa menulis di ketinggian 12.500 sampai dengan kaki (3.810 m). tinta ini dipaksa keluar oleh kompresi udara pada tekanan hampir 35 pound per square inch (240 kPa). Operasi suhu berkisar dari -30 hingga 250 derajat Fahrenheit (-35 hingga 120 derajat Celsius). Pena memiliki umur simpan diperkirakan 100 tahun.
Space Pen digunakan dalam U.S. and Russian space programs seperti misi Apollo 11.
sumber : http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/05/30/rahasia-kehidupan-sehari-hari-di-stasiun-luar-angkasa-shalat-dan-suara-adzan-di-luar-angkasa/
0 Comments:
Post a Comment