Keperawanan ternyata masih didamba oleh peradaban manusia kekinian, baik oleh perempuan maupun laki-laki. Namun sebagian sudah tidak begitu mengapresiasinya lagi, namun pada segenab manusia yang lain masih menjadikannya sebagai simbol status kesucian seorang gadis. Ingin tahu rahasia SUEP untuk mengetahui status keperawanan sang gadis pujaannya dengan alat tes Tempoe Doeloe?
SUEP memang seorang manusia langka yang belum punah, karena diciptakan melalui jalur limited edition.Kehadirannya di zaman modern ini mampu diresponsnya dengan mengembangkan sikap yang akomodatif-sholeh, berperilaku layaknya broker-moralis, sehingga menghantarkanya menjadi sosok yang “pure” cosmopolitan, enjoy hadir dimana saja kapanpun jua.
Setelah berpacaran dua tahun dengan Saropah, salah seorang CPNS, sebagai lelaki yang “normal” maka SUEP terfikir pula tentang status keperawanan pacrnya ini. Diskusi mungkin juga sering dilakukan, namun SUEP ingin mendapat kepastian dengan data yang akurat, “maklum zaman sekarang banyak bohongnya, meski sama pacar sendiri”: gumam SUEP.
Perburuan informasi mengenai cara untuk mengetahui seorang wanita apakah masih perawan atau tidak dilakukan oleh SUEP. Dan pencarian ilmu ini akhirnya berhenti oleh sebuah narasumber yang membuat yakin hati SUEP. Mbah Dulmanap seorang sesepuh kampung akhirnya bertutur juga pada perjaka ting-ting warganya ini.
Menurut petuah dari mbah Dulmanap, untuk mengetahui ketidak perawanan seorang gadis yang diakibatkan oleh sudah melakukan hubungan suami istri bisa dilakukang dengan serangkaian tes singkat peninggalan nenek moyang. “bagaimana mbah caranya”?: sergah SUEP semakin tidak sabar.
“begini EP, ada 2 cara yang bisa kamu lakukan, antara lain: pertama, ajaklah pacarmu renang di waduk/kolam, apabila saat pertama kali masuk pada bagian depannya keluar gelumbung gelembunng udara … blekuduk .. blekuduk… maka hampir bisa dipastikan tentu sudah tidak perawan. Kedua: minta pacarmu duduk di kursi dengan kaki menuntup rapat, dari arah depan lemparlah dengan kelereng, amati reaksi dari gerakan kakinya apabila masih perawan maka kedua kaki masih rapat akan diserongkan kearah kiri atau kanan saja. Namun apabila sudah tidak perawan reaksi spontan dia dengan membuka kedua kaki untuk menghindari lemparan kelerengmu.” Jelas mbah Dulmanap.
Mendapat ilmu baru tersebut maka pada suatu minggu pagi SUEP mengajak dewi cintanya Saropah untuk berenang di waduk dengan airnya jernih dipinggiran desanya. Karena bermaksud untuk mengamati pacarnya maka SUEP meminta Saropah untuk masuk air terlebih dahulu. Byuuur….Saropahpun masuk air, dan beberapa detik kemudian muncul banyak gelembung air. Dengan mata melotot SUEP melihat gelembung udara tersebut, Saropah malah membalasnya dengan senyum-senyum manja.
“ada apa mas Suep”? Tanya Saropah, “gelembung air waktu kamu masuk air banyak sekali!” timpal Suep. “ he..he..maaf ya mas, aku agak kembung, jadi waktu masuk kolam langsung ngebom beberapa kali” jawab Saropah dengan malu-malu. Dengan berdebar dan gugup SUEP menjawab: “oh, jadi tadi itu kamu kentut ya dik, aku kiraian apa….”. Sambil terus berfikir Suep merasa penerapan cara pertama hari ini telah gagal, dan terfikir olehnya akan menerapkan cara kedua sesudahnya.
Beberapa jam kemudian saat wakuncar dengan duduk diteras rumah Saropah, Suep berniat untuk menerapkan cara kedua sebagaimana yang dipaparkan oleh mbah Dulmanap. Sebuah kelereng agak besar sudah menghuni saku depan celana Suep, secara kebetulan hari itu Saropah mengenakan rok mini warnah merah, dan posisi duduknya dengan menyandingkan kedua kakinya.
Suep segera mengeksekusi cara ini, dia berjalan 4-5 langkah menjauhi posisi Saropah duduk, beberapa saat kemudian dia berbalik, sambil melemparkan kelereng kearah tulang kering Saropah sambil teriak: “awas dik kakimu”. Tidak menyangka dengan aksi akrobatik Suep maka kelereng tersebut tepat mengenai tulang kering Saropah sebelah kanan “prakkk, aduuuuh teriak Saropah dengan keras”. Sambil menangis dan memegangi kakinya yang sakit, Saropahpun menyemprot Suep” mas! Apa sih maumu?………..”
0 Comments:
Post a Comment