Pertanyaan-pertanyaan diatas tentu bisa saja menjadi pertanyaan sejumlah kalangan remaja atau wanita karier saat ini. Sebut saja Anna yang masih duduk di bangku SMU. Ia mengaku merasakan suatu perasaan kenikmatan seksual dengan teman wanitanya. Kejadiannya pada saat Anna melihat tubuh temannya tersebut saat berada di ruang ganti selama pelajaran olahraga. Anna juga sering menganggap cewek atau wanita lain sangat cantik. Padahal ia sendiri sudah punya kekasih. Apa yang terjadi padanya?
Pertanyaan-pertanyaan diatas tentu bisa saja menjadi pertanyaan sejumlah kalangan remaja atau wanita karier saat ini. Sebut saja Anna yang masih duduk di bangku SMU. Ia mengaku merasakan suatu perasaan kenikmatan seksual dengan teman wanitanya. Kejadiannya pada saat Anna melihat tubuh temannya tersebut saat berada di ruang ganti selama pelajaran olahraga. Anna juga sering menganggap cewek atau wanita lain sangat cantik. Padahal ia sendiri sudah punya kekasih. Apa yang terjadi padanya?
Misalnya sebut saja Belinda yang sangat dekat dengan teman barunya di kantor. Lantaran sama-sama single mereka kerap sekali menghabiskan waktu bersama-sama mulai dari
menonton film, ke pub, atau tempat lainnya. Bergandeng tangan, berangkulan sudah menjadi hal biasa. Akan tetapi ketika temannya menginap dirumahnya, ia terlihat pasrah saat temannya tersebut menggerayangi badannya. Meskipun tak melakukan hal yang berlebihan akan tetapi Belinda mengaku sangat menikmati hal tersebut. Apa yang terjadi? Apakah ini juga termasuk kategori lesbi?
Lesbian adalah wanita atau cewek yang secara seksual lebih tertarik kepada sejenisnya daripada lelaki. Wanita heterosekual hanya tertarik pada lelaki saja. Yang disebut biseksual bisa tertarik baik pada wanita maupun lelaki. Masalah seksual bisa sangat kompleks dan jarang bagi seorang untuk hanya tertarik saja kepada satu gender seratus persen dalam hidupnya. Tak tertutup kemungkinan suatu saat sangat tertarik pada lelaki tapi pada saat yang lain amat tertarik pada wanita atau sebaliknya. Perasaan-perasaan seksual ini tidaklah bersifat konstan, dapat berubah sewaktu-waktu. Bahkan amat mungkin seorang ABG adalah lesbian atau biseksual tapi ketika dewasa menjadi heteroseksual, begitu pun sebaliknya.
Perlu diketahui, tak sedikit wanita yang tertarik pada wanita lain, tapi sulit membicarakannya. Dan (seperti halnya masalah-masalah lain yang dirasakan tapi enggan untuk membahasnya) itu bisa membuat wanita tersebut malu atau merasa seolah-olah ada yang salah dengan dirinya. Tidak, tidak ada yang salah lantaran hal ini normal, semua orang akan mengalami perasaaan-perasaan yang berbeda dan tipe-tipe asmara yang berbeda-beda pula, sekalipun semuanya berkecamuk dalam pikirannya. Tipe daya tarik seksual ini tidak harus ditafsirkan bahwa mereka adalah kaum lesbian.
Tapi ada perbedaan antara memiliki ketertarikan pada wanita dan minat seksual yang asli kepada wanita. Ini bukan perbedaan yang bisa dengan mudah dijelaskan dengan kata-kata karena ini berkaitan dengan perasaan-perasaan. Beberapa wanita memiliki ketertarikan secara fisik dan seksual yang konstan kepada wanita, bukannya kepada lelaki. Inilah yang dinamakan lesbian.
Bagi Anda yang punya pasangan yang dikhawatirkan lesbi, cara ampuh agar hubungan tersebut tak berlanjut yakni dengan menghindarinya. Cara mengobati dengan mulailah dengan mengurangi pertemuan dengannya. Mulai dari bertemu hanya tiga kali seminggu hingga akhirnya tidak sama sekali. Sejalan dengan itu, sebaiknya Anda menyerahkan diri pada Tuhan dengan melakukan ibadah.
Untuk mengobati atau mengubah perilaku penyimpangan seksual ini juga tidak mudah. Kamu harus bersedia dan benar-benar ingin mengubah diri. Jadi masalah ini banyak tergantung pada Anda sendiri dan intensitas lesbiannya. Bila intensitasnya terlalu tinggi, sering sulit diubah lagi. Tetapi kalau dorongan lesbiannya cukup ringan dan dia benar-benar ingin berubah, kemungkinan besar akan berhasil.Tidak semua kaum lesbian berpenampilan tomboy alias bergaya tak ubahnya laki-laki. Banyak juga dijumpai lesbian yang bergaya layaknya perempuan normal, yakni feminine. Demikian menurut Prof Koentjoro PhD, Guru Besar Psikologi UGM, seperti yang pernah dilansir Jawa Pos.
Dari soal karakter sikap dan prilaku, seorang lesbian merasa dirinya laki-laki tapi terjebak dalam tubuh perempuan. Prof Koentjoro menyebut bentuk mereka dengan istilah “priawan”. Ini tentunya kebalikan dari waria. Tipe tersebut akan cenderung mencari perempuan heteroseksual sebagai pasangan hidupnya.
Maksudnya, orientasi seksualnya dominan laki-laki. Namun, Berbeda halnya dengan lesbian murni. Adanya anggapan lesbian sebagai another sex, akan menjadikan mereka selalu mencari pasangan perempuan yang lesbian juga. Lesbian seperti itu, akan tampak sangat feminin. Seperti layaknya perempuan dalam tubuh perempuan. Bahkan, tingkah lakunya mungkin bisa saja lebih halus dari perempuan pada umumnya.
Ciri-ciri bagimana yang biasanya tampak? Pada umumnya, kaum homoseksual mempunyai sex role yang cenderung berubah-ubah. Karena itu, tampak pada lesbian, sifat gaya kelaki-lakiannya. Walaupun ini disembunyikan, namun akan tetap tampak karakter laki-lakinya. Itu hanya disebabkan lesbian cenderung lebih tertutup karena adanya tuntutan budaya yang mengarahkan pada tataran hidup normatif.
Tentu saja hal ini bisa dikatakan suatu kelainan. Dalam berhubungan seks dengan perempuan lain pun, mereka akan tetap bisa orgasme. Biasanya, mereka menggunakan alat bantu seksual. Menurut penelitian, ada juga kemungkinan, para lesbian ini awalnya hanya ingin merasakan nikmatnya berhubungan seksual, namun mereka takut mengalami kehamilan. Sebab itulah, mereka akhirnya jatuh ke dalamnya.
Selain itu, lesbian sangat rentan mengonsumsi narkoba. Awalnya, tentu saja hanya untuk berfantasi dan mencari sensasi. Itu biasa dilakukan agar mengundang gairah bagi para lesbian lainnya. Ini berbeda dari kasus perempuan tomboi yang hanya sekadar ingin tampil layaknya laki-laki.
Ada banyak faktor yang menyebabkan mereka jatuh ke masalah ini. Umumnya, faktor yang memengaruhi perempuan menjadi lesbian bisa disebabkan oleh pengalaman hidup. Mulai dari pola asuh orangtua, survive hidup, gaya hidup, sampai adanya unsur balas dendam.
Misalnya, peran ayah dalam rumah tangga yang kerap menyakiti ibunya. Atau, dirinya sendiri mungkin pernah disakiti oleh kalangan laki-laki. Itu dapat membangkitkan jiwa lesbianisme. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh faktor hormonal. Hormon laki-lakinya lebih kuat daripada hormon perempuan.
Meski begitu, lesbian ini bisa saja disembuhkan. Asalkan, ada kemauan dan tekad yang kuat. Masa remaja adalah masa yang sangat rawan dan menjadi titik rentan munculnya lesbianisme. Bila itu terjadi, harus segera berkonsultasi kepada psikolog.
Akan menjadi sebuah kesalahan yang sangat fatal jika seorang perempuan mengaktualisasikan dirinya pada komunitas lesbian. Bila seorang lesbian ingin sembuh, terlebih dahulu seharusnya ia harus keluar dari komunitas lesbian. Dia tidak akan bisa sembuh, tapi malah akan lebih jauh terjerumus ke dalamnya.
Umumnya, komunitas lesbian ini sebenarnya hanyalah menjadi wadah rasa dan jiwa senasib-sepenanggungan. Sebelum adanya gejala adiksi (ketergantungan) itu muncul. Jika bergabung dengan komunitasnya, seorang lesbian justru akan semakin jauh terjerumus di dalamnya.
dari berbagai sumber
0 Comments:
Post a Comment