Teknologi canggih di balik penyiaran Piala Dunia membuat kita semua beruntung dapat menikmati setiap pertandingan. Walaupun dipisahkan oleh samudra dan jarak 8500-an km, para penikmat bola di Indonesia pun bisa bersorak girang saat tim kesayangannya mampu menjebol gawang lawan, seiring dengan sorakan penonton yang menonton secara langsung di dalam stadion di Afrika Selatan.
Piala Dunia 2010 pertama di benua Afrika merupakan pertandingan di dunia olahraga sepak bola pertama mengusung teknologi tercanggih yang ada saat ini. Menurut The Soccer Room, piala dunia kali ini melibatkan setidaknya 600 ton peralatan teknologi yang didatangkan dari berbagai negara, karena tidak ada satu negara pun yang mampu menyediakan semuanya sendirian.
Seperti yang telah diketahui, 25 pertandingan dari seluruh 64 pertandingan disiarkan dengan teknologi 3D (tiga dimensi). Setiap kamera yang digunakan di piala dunia juga dibekali oleh sebuah software yang mampu merekam setiap pertandingan dengan kecepatan frame yang lebih tinggi, sehingga kualitas siaran itu tetap terjaga walaupun dinikmati lewat ponsel.
Panitia piala dunia musti membelanjakan uang nyaris mencapai sekitar Rp 1 triliun untuk menyediakan fasilitas teknologi yang memungkinkan seluruh dunia bisa menikmati siaran setiap laga di waktu yang bersamaan.
Seluruh gambar pertandingan dari 10 stadion, akan disalurkan ke pusat penyiaran di Nasrec, yang terletak di bagian selatan ibukota Afrika Selatan, Johannesberg, sebelum akhirnya disiarkan ke 204 negara di seluruh dunia.
Tanpa adanya pusat penyiaran ini, menurut Sekjen FIFA Jerome Valcke, tidak akan ada piala dunia. “Dari sinilah seluruh dunia bisa menonton piala dunia di Afrika Selatan,” kata dia.
Di pusat penyiaran seluas 3 hektar itu, sekitar 2500 orang bekerja, termasuk personil dari FIFA maupun para penyiar dari seluruh penjuru dunia.
Di setiap stadion sendiri, dilengkapi dengan lebih dari 32 kamera, termasuk kamera dari helikopter. Sinyal gambar tiap kamera akan dikirim ke carrier room yang ada di tiap stadion.
source
Piala Dunia 2010 pertama di benua Afrika merupakan pertandingan di dunia olahraga sepak bola pertama mengusung teknologi tercanggih yang ada saat ini. Menurut The Soccer Room, piala dunia kali ini melibatkan setidaknya 600 ton peralatan teknologi yang didatangkan dari berbagai negara, karena tidak ada satu negara pun yang mampu menyediakan semuanya sendirian.
Seperti yang telah diketahui, 25 pertandingan dari seluruh 64 pertandingan disiarkan dengan teknologi 3D (tiga dimensi). Setiap kamera yang digunakan di piala dunia juga dibekali oleh sebuah software yang mampu merekam setiap pertandingan dengan kecepatan frame yang lebih tinggi, sehingga kualitas siaran itu tetap terjaga walaupun dinikmati lewat ponsel.
Panitia piala dunia musti membelanjakan uang nyaris mencapai sekitar Rp 1 triliun untuk menyediakan fasilitas teknologi yang memungkinkan seluruh dunia bisa menikmati siaran setiap laga di waktu yang bersamaan.
Seluruh gambar pertandingan dari 10 stadion, akan disalurkan ke pusat penyiaran di Nasrec, yang terletak di bagian selatan ibukota Afrika Selatan, Johannesberg, sebelum akhirnya disiarkan ke 204 negara di seluruh dunia.
Tanpa adanya pusat penyiaran ini, menurut Sekjen FIFA Jerome Valcke, tidak akan ada piala dunia. “Dari sinilah seluruh dunia bisa menonton piala dunia di Afrika Selatan,” kata dia.
Di pusat penyiaran seluas 3 hektar itu, sekitar 2500 orang bekerja, termasuk personil dari FIFA maupun para penyiar dari seluruh penjuru dunia.
Di setiap stadion sendiri, dilengkapi dengan lebih dari 32 kamera, termasuk kamera dari helikopter. Sinyal gambar tiap kamera akan dikirim ke carrier room yang ada di tiap stadion.
source
1 Comment:
point sipp..pliss visit balik..
Post a Comment